Postingan
Menampilkan postingan dari 2018
Pertemuan Ketiga : Mewawancari Tokoh Pemuka Agama Islam
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
PERTEMUAN KETIGA Kami seluruh anggota kelompok 2 melakukan wawancara ketiga kami pada tanggal 1 Desember 2017, tepatnya pada hari Jum'at di Masjid/Musholla yang berlokasi di Binus Syahdan. Kami mewawancarai seorang Ustadz yaitu Bapak Ustadz Jaya Wilakaya, Beliau adalah orang yang sangat baik karena telah berbaik hati mengijinkan kami untuk mewawancarai beliau. Kami sudah menyiapkan pertanyaan pertanyaan yang terkait dengan Toleransi , Keberagaman , Pluralisme , Kerjasama antar umat beragama , dan pertanyaan pertanyaan yang telah kami siapkan antara lain : Cara Bapak menyikapi orang yang berperilaku rasis ? Cara bapak menyikapi konflik yang terjadi saat ini ? Perbandingan level toleransi di indonesia lebih baik saat ini atau dulu ? Bagaimana cara membuat toleransi di Indonesia berkembang saat ini ? Beliau menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut dengan pemahaman yang umum ( dapat diterima oleh semua keyakinan ) bukan dengan pemahaman kekristenan karena me
Pertemuan Kedua : Mewawancarai Tokoh Pemuka Agama Buddha
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
PERTEMUAN KEDUA Kami seluruh anggota kelompok 2 melakukan wawancara kedua kami pada tanggal 29 November 2017, tepatnya pada hari Rabu di Vihara Ekayana yang berlokasi di Tanjung Duren Barat. Kami mewawancarai seorang Biksu yaitu Bapak B.Nyanaupta, Beliau adalah orang yang sangat baik karena telah berbaik hati mengijinkan kami untuk mewawancarai beliau. Kami sudah menyiapkan pertanyaan pertanyaan yang terkait dengan Toleransi , Keberagaman , Pluralisme , Kerjasama antar umat beragama , dan pertanyaan pertanyaan yang telah kami siapkan antara lain : Perbandingan level toleransi di Indonesia lebih baik saat ini apa dulu ? Menurut Bapak bagaimana cara membuat rakyat Indonesia saat ini bersatu? Menurut Bapak apakah budaya modern saat ini dapat mengurani kepedulian akan toleransi? Pandangan Bapak terhadap komunis? Beliau menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut dengan pemahaman yang umum ( dapat diterima oleh semua keyakinan ) bukan dengan pemahaman kekristenan karen