Pertemuan Pertama : Mewawancarai Tokoh Pemuka Agama Kristen ( Protestan )

PERTEMUAN PERTAMA

  Kami seluruh anggota kelompok 2 melakukan wawancara pertama kami pada tanggal 5 November 2017, tepatnya pada hari minggu di GKMI ARK yang berlokasi di Meruya Utara. Kami mewawancarai seorang pendeta yaitu Bapak Pendeta Adi Darma, Beliau adalah orang yang sangat baik karena telah berbaik hati mengijinkan kami untuk mewawancarai beliau. Kami sudah menyiapkan pertanyaan pertanyaan yang terkait dengan Toleransi , Keberagaman , Pluralisme , Kerjasama antar umat beragama , dan pertanyaan pertanyaan yang telah kami siapkan antara lain :

  1. Bagaimana cara bapak pendeta menyikapi perilaku rasis antar agama berdasarkan keyakinan agama Kristen ?
  2. Pendapat bapak tentang keberagaman yang ada pada Indonesia saat ini ?
  3. Cara mempersatukan Indonesia dengan keberagamannya ?
  4. Tanggapan bapak terkait dengan kasus pembakaran gereja yang terjadi di Aceh ?

  Beliau menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut dengan pemahaman yang umum ( dapat diterima oleh semua keyakinan ) bukan dengan pemahaman kekristenan karena menurut beliau pertanyaan pertanyaan tersebut lebih cocok dengan pribadi seorang manusia dibandingkan membahas masalah secara kekristenan. Dan berikut adalah pernyataan pernyataan yang beliau berikan terkait dengan pertanyaan yang telah kami berikan , antara lain :

  1. Untuk menyikapi hal tersebut kita harus berkaca pada diri sendiri dan berpandang pada diri sendiri apakah kita rasis atau tidak ? jika kita mengatakan orang itu rasis berarti secara tidak sadar kita telah menjadikan diri kita sendiri rasis, dan jika kita mengatakan orang itu belum tentu rasis berarti kita adalah orang yang tidak rasis dan memiliki pandangan dan pikiran yang luas.
  2. Menurut beliau keberagaman yang ada di negara Indonesia pada saat ini dalam kondisi yang buruk , beliau mengatakan bahwa buruknya kondisi toleransi di Indonesia saat ini dipicu oleh berbagai faktor dan yang paling utama adalah faktor politik, kenapa faktor politik ? karena orang orang politik yang berkepentingan bisa memainkan isu isu yang sangat sensitif dan bisa memecah belah negara kita yaitu salah satunya isu mengenai agama , masyarakat sekarang kondisi nya seperti sudah mengelompokan diri mereka sendiri dengan orang orang yang memiliki keyakinan yang sama ( kelompok berdasarkan agama ) dan jika sampai ada satu isu yang sangat sensitif tersebut terjadi maka negara ini akan terpecah belah karena para politiku politikus yang berkepentingan tersebut. Menurut beliau keberagaman antar agama lebih terasa di jaman dahulu dibandingkan sekarang.
  3. Cara untuk mempersatukan Indonesia dengan keberagamannya yaitu dengan bekerja sama seperti dahulu, membuka mata dan pikiran lebar lebar agar kita dapat melihat indahnya keberagaman jika kita semua dapat bekerja sama,membuka mata bahwa musuh kita bukanlah agama lain , kita harus sadar bahwa ada orang orang berkepentingan yang menyetir kejadian kejadian yang berkaitan dengan agama seolah olah dia membela atas nama agama nya.
  4. Beliau membahas pertanyaan ini dengan sangat tepat menurut kami, beliau memiliki pandangan yang luas sehingga beliau tidak melihat tindakan pembakaran tersebut sebagai ungkapan kebencian dari agama lain namun beliau menganggap bahwa ada orang orang yang berkepentingan yang menyetir kejadian tersebut karena dalam hal ini bisa saja para pelaku pembakaran dibayar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab demi meraih suara dan menjadikannya penguasa didaerah tersebut.
Kesimpulan :

  Beliau mengajarkan pada kami semua agar menjaga nilai moral yang baik dan diterapkan pada kehidupan bermasyarakat dan menjaga keberagaman di Indonesia saat ini dan nanti dengan cara memperluas wawasan mengenai toleransi , berkaca pada diri sendiri ,  dan memberikan wawasan mengenai toleransi antar umat beragama pada pemuda pemudi di negara ini.


  Berikut adalah foto foto saat kami mewawancarai beliau :






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Survey Pertama Wawancara Pemuka Agama Kristen ( Protestan )